Jumat, 26 Februari 2016

Hanya Untukmu

Dari segala kemungkinan itu, aku mencoba untuk tak memaksa lagi.

Telah berkali-kali aku mencoba menghapus. Ku coba untuk tak mengingatmu dan gagal. Haha. Iya...haha. aku memang serakah. Aku ingin menang terus. Aku ingin memenangkanmu, entah kapan. Aku pun bisa lelah, tapi
aku tak pernah kehilangan yakinku atas kamu.

Aku tak akan memaksa lagi. Aku tak akan menggenggam tanganmu, lagi. tapi aku akan menggandengnya. Iya, aku takut jika aku menggenggamnya, aku akan menyakitimu. Hanya ku gandeng lenganmu, membuat semua kenyamanan itu kembali ada. Jika aku bisa. Jika kau mau. Iya, aku akan selau disampingmu. Jajal ninguk o kiwo po tengen, ono aku lho. Aku ada dimana-mana. 
Percayalah. Ini karena kewarasanku diragukan, masih sangat diragukan.

Aku lihat kamu, dari sini. Aku tetap jadi pengagummu, dari sini. Aku masih akan selalu tersenyum ke kiri 2 cm ke kanan 2 cm. Selama 7 detik, bukan 2 menit. Semua cerita tersimpan rapi dalam ingatanku. Ini bukan untukmu, untukku, ataupun siapa saja. Ini untuk alam bawah sadarku yang masih selalu memanggil namamu dalam doaku.

Tetaplah hidup yang baik dan ceria. Tetaplah selalu ada dalam setiap perjalanan hidupku, tetaplah jadi berwarna. Bahagiaku ada pada diriku sendiri. Semua kendali atas aku ada di diriku sendiri. Terima kasih. Maaf. Ini maaf untuk semua khilafku, salahku. Bukan kata maaf untuk memperbaiki keadaan. Kembalilah jika kau rindu, dan ingin kembali.


Batu yang kuat kokoh itu akan meleleh seketika. Hanya untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar