Berjuta pertanyaan selalu muncul dipikiranku, ku biarkan merela berlari-lari mencari jawaban.
Kini ku
bebaskan pikiranku untuk memikirkan apapun yang dia inginkan. Tak akan ku
batasi. Ini membuat kepalaku penuh tanda tanya. Di tengah berjuta pertanyaan, aku
teringat pada sesosok manusia yang dulu sengaja ku jauhi. Pertama
, karena
khilafku. Kedua, aku takut untuk memulai sesuatu itu lagi dan akhirnya membuat
banyak orang kecewa. Ketiga, aku ingin membuatnya menjadi sesuatu yang netral.
Bukan sesuatu yang berbeda.
Sahabat, aku
membutuhkan kamu melebihi siapapun. Jika suatu saat aku goyah, aku lemah,
bahkan hampir “kabur kanginan” dialah yang akan menyelamatkanku. Dengan
semangatnya yang selalu menggebu-gebu, muka tanpa dosa dan pemikiran yang luas
itu. Aku bahagia kau mempunyai sesuatu itu, serius. Tapi...simpanlah, jalan
masih panjang. Masih banyak yang akan kau temui. Aku hanyalah sebuah inspirasi
bagimu, entah sementara atau selamanya. Yang kuharap kita bisa selamanya. Iya,
seperti katamu, langgeng sampai kakek nenek. Entah jadi seperti apa kita berdua
kelak. Kita? Apakah aku boleh menggunakan kata itu? Atau harusnya aku
menggunakan kata “aku dan kamu”? karena aku tak tahu apakah kau menginginkan
“kita” atau tidak.
Banyak
ketakutan yang aku rasakan. Banyak hal yang tak kau ketahui tentang aku.
Akankah kau kecewa jika tahu semua itu? Mungkin kau yang akan menjauhiku lebih
dulu. Aku sadar itu, tapi aku belum berani untuk mengungkapkannya. Iya, semua
orang punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihanku? Punya banyak kekurangan.
Kekuranganku? Punya sedikit kelebihan. Kau pusing? Sama. Jangan-jangan kita
jodoh. Oke, abaikan.
Seperti
katamu, aku pun merasakan hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar